Medsos : Surgaku atau Nerakaku
Nurul Sakinah Bayti, S.Hut. (Member Developer Property Syariah)
Media sosial (Medsos) seolah menjadi dunia baru era now. Hampir semua kalangan menjadi penggunanya. Tua muda. Petani pengusaha. Rakyat jelata hingga pengusa pun turut asik menjadi bagian dari kehidupan medsos ini.
Bisa berteman dengan banyak orang. Kenal secara langsung, bahkan tak kenal pun bisa berteman. Mulai teman sekolah, teman sedaerah sampai lintas negara pun pertemanan bisa dilakukan. Bagi pengguna facebook misalanya, pertemanan bisa mencapai angka 5000 orang. Beda halnya dengan pengguna twitter, pertemanan jauh lebih banyak bisa puluhan ribu hingga jutaan. Ini yang menjadikan medsos digandrungi semua kalangan.
Kepentingan penggunaan medsos pun banyak variasi. Sekedar untuk komunikasi, silaturahmi, bisnis, hingga strategi pencitraan menggaet masa sasaran. Masih terlintas dalam benak, pencitraan saat musim kampanye 2014. Seseorang kepala daerah di kota Solo yang awalnya tidak tenar di telinga, seolah disulap menjadi terkenal melalui mobil esemka. Berbagai kebijakan lokal diunggulkan . Merakyat. Blusukan ke daerah terpencil. Citra ini pun melambung sampai menaikkan popularitasnya dan menjadi orang nomor satu di negeri ini.
Nyata atau tidak kondisinya. Dusta atau benar omonganya. Akan terasa sulit dibuktikan dalam dunia medsos ini. Tak jarang banya orang yang memanfaatkan medsos ini untuk kepentinga-kepentingan sepihak. Untuk menaikkan pamor hingga gaya hidup glamour. Ini yang disebut pisau bermata dua. Bisa dimanfaatkan untuk kebaikan sekaligus bisa untuk keburukan. Ketika tak pandai mensikapi, justru akan semakin menjerumuskan.
Tingginya angka kejahatan, pemerkosaan, penculikan bahkan pembunuhan pun bisa bermula dari medsos. Ketika tak ada aturan yang membatasi dunia medsos, orang dengan mudah mengunggah semaunya. Bahkan tayangan porno pun akan mudah diakses. Ini yang menjadikan birahi orang-orang yang imannya tipis akan naik. Walhasil, berlanjut kencan, hingga perkosaan. Tak mau aib tersebar, hingga tega melakukan pembunuhan. Astaghfirulloh.
Beramal dengan Ikhkas dan Benar
Dunia dan segala gemerlapnya adalah ujian. Keindahan dunia hanya indah dipandang mata. Harta, pangkat dan jabatan hanyalah titipan. Tak pantas ketika diri menjadi jumawa. Pamer kekayaan. Pamer kemesraan. Pamer ketenaran. Seolah haus sanjungan hingga pujian orang lain.
Alloh Maha Indah. Alloh Maha Baik. Hanya akan menerima amal manusia yang baik-baik. Baiknya amal tergantung pada Alloh. Dan buruknya amalpun ditentukan oleh Alloh. Disinilah Islam memberikan kriteria amal seseorang apakah dianggap baik atau sebaliknya.
Kriteria amal yang dikatakan baik menurut Alloh pertama adalah niat ikhlas. Ketika manusia saja tak mau diduakan dengan yang lain. Tak ingin dibandingkan. Apalagi Alloh yang telah menciptakan hidup dan manusia. Alloh hanya menginginkan seorang hamba beramal untukNya. Berniat bukan karena Alloh, berarti telah membandingkan Alloh dengan makhlukNya. Perbuatan ini yang dibenci oleh Alloh.
Rasulullah saw bersabda, “Maukah kamu kuberitahu tentang sesuatau yang menurutku lebih aku khawatirkan terhadap kalian daripada (fitnah) Al masih Ad Dajjal? Para sahabat berkata, “Tentu saja”. Beliau bersabda, “Syirik khafi (yang tersembunyi), yaitu ketika sesorang berdiri mengerjakan shalat, dia perbagus shalatnya karena mengetahui ada orang lain yang memperhatikannya“ (H.R Ahmad dalam Musnad-nya. Dihasankan oleh Al Albani Shahiihul Jami’ no.2604)
Kriteria kedua adalah caranya benar. Benar menurut tuntunan Alloh. Mengikuti teladan Rosulloh saw. Rosul adalah teladan terbaik yang telah Alloh pilih. Setiap perbuatannya, perkataannya bahkan diamnya adalah teladan. Inilah yang dikatakan sunnah/hadits
Sekalipun dunia medsos bisa menipu. Bahkan bisa dipoles sedemikian rupa untuk popularitas. Namun manusia tak bisa menipu Alloh.
Pertanggungjawaban hamba dihadapan Alloh terus berlangsung. Siapa yang menanam pasti akan menuai. Ketika hasil tanaman di dunia baik dan benar, maka tempat terbaik yang akan Alloh berikan, yaitu Surga. Demikian sebalikanya, ketika yang ditanam keburukan maka akan peroleh tempat kembali yang buruk yaitu Neraka.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , ia berkata: Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bersikaplah yang lurus dan tetaplah dalam kebenaran. Dan ketahuilah, bahwasanya tidak ada seorang pun dari kalian yang selamat karena amal perbuatannya”. Para sahabat bertanya, “Termasuk engkau, wahai Rasûlullâh?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Termasuk aku, hanya saja Allâh meliputi diriku dengan rahmat dan karunia-Nya.” (HR. Muslim, Ahmad, Ibnu Majah, Ath-Thabrani dll).
Nurul Sakinah Bayti, S.Hut. (Member Developer Property Syariah)
Media sosial (Medsos) seolah menjadi dunia baru era now. Hampir semua kalangan menjadi penggunanya. Tua muda. Petani pengusaha. Rakyat jelata hingga pengusa pun turut asik menjadi bagian dari kehidupan medsos ini.
Bisa berteman dengan banyak orang. Kenal secara langsung, bahkan tak kenal pun bisa berteman. Mulai teman sekolah, teman sedaerah sampai lintas negara pun pertemanan bisa dilakukan. Bagi pengguna facebook misalanya, pertemanan bisa mencapai angka 5000 orang. Beda halnya dengan pengguna twitter, pertemanan jauh lebih banyak bisa puluhan ribu hingga jutaan. Ini yang menjadikan medsos digandrungi semua kalangan.
Kepentingan penggunaan medsos pun banyak variasi. Sekedar untuk komunikasi, silaturahmi, bisnis, hingga strategi pencitraan menggaet masa sasaran. Masih terlintas dalam benak, pencitraan saat musim kampanye 2014. Seseorang kepala daerah di kota Solo yang awalnya tidak tenar di telinga, seolah disulap menjadi terkenal melalui mobil esemka. Berbagai kebijakan lokal diunggulkan . Merakyat. Blusukan ke daerah terpencil. Citra ini pun melambung sampai menaikkan popularitasnya dan menjadi orang nomor satu di negeri ini.
Nyata atau tidak kondisinya. Dusta atau benar omonganya. Akan terasa sulit dibuktikan dalam dunia medsos ini. Tak jarang banya orang yang memanfaatkan medsos ini untuk kepentinga-kepentingan sepihak. Untuk menaikkan pamor hingga gaya hidup glamour. Ini yang disebut pisau bermata dua. Bisa dimanfaatkan untuk kebaikan sekaligus bisa untuk keburukan. Ketika tak pandai mensikapi, justru akan semakin menjerumuskan.
Tingginya angka kejahatan, pemerkosaan, penculikan bahkan pembunuhan pun bisa bermula dari medsos. Ketika tak ada aturan yang membatasi dunia medsos, orang dengan mudah mengunggah semaunya. Bahkan tayangan porno pun akan mudah diakses. Ini yang menjadikan birahi orang-orang yang imannya tipis akan naik. Walhasil, berlanjut kencan, hingga perkosaan. Tak mau aib tersebar, hingga tega melakukan pembunuhan. Astaghfirulloh.
Beramal dengan Ikhkas dan Benar
Dunia dan segala gemerlapnya adalah ujian. Keindahan dunia hanya indah dipandang mata. Harta, pangkat dan jabatan hanyalah titipan. Tak pantas ketika diri menjadi jumawa. Pamer kekayaan. Pamer kemesraan. Pamer ketenaran. Seolah haus sanjungan hingga pujian orang lain.
Alloh Maha Indah. Alloh Maha Baik. Hanya akan menerima amal manusia yang baik-baik. Baiknya amal tergantung pada Alloh. Dan buruknya amalpun ditentukan oleh Alloh. Disinilah Islam memberikan kriteria amal seseorang apakah dianggap baik atau sebaliknya.
Kriteria amal yang dikatakan baik menurut Alloh pertama adalah niat ikhlas. Ketika manusia saja tak mau diduakan dengan yang lain. Tak ingin dibandingkan. Apalagi Alloh yang telah menciptakan hidup dan manusia. Alloh hanya menginginkan seorang hamba beramal untukNya. Berniat bukan karena Alloh, berarti telah membandingkan Alloh dengan makhlukNya. Perbuatan ini yang dibenci oleh Alloh.
Rasulullah saw bersabda, “Maukah kamu kuberitahu tentang sesuatau yang menurutku lebih aku khawatirkan terhadap kalian daripada (fitnah) Al masih Ad Dajjal? Para sahabat berkata, “Tentu saja”. Beliau bersabda, “Syirik khafi (yang tersembunyi), yaitu ketika sesorang berdiri mengerjakan shalat, dia perbagus shalatnya karena mengetahui ada orang lain yang memperhatikannya“ (H.R Ahmad dalam Musnad-nya. Dihasankan oleh Al Albani Shahiihul Jami’ no.2604)
Kriteria kedua adalah caranya benar. Benar menurut tuntunan Alloh. Mengikuti teladan Rosulloh saw. Rosul adalah teladan terbaik yang telah Alloh pilih. Setiap perbuatannya, perkataannya bahkan diamnya adalah teladan. Inilah yang dikatakan sunnah/hadits
Sekalipun dunia medsos bisa menipu. Bahkan bisa dipoles sedemikian rupa untuk popularitas. Namun manusia tak bisa menipu Alloh.
Pertanggungjawaban hamba dihadapan Alloh terus berlangsung. Siapa yang menanam pasti akan menuai. Ketika hasil tanaman di dunia baik dan benar, maka tempat terbaik yang akan Alloh berikan, yaitu Surga. Demikian sebalikanya, ketika yang ditanam keburukan maka akan peroleh tempat kembali yang buruk yaitu Neraka.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , ia berkata: Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bersikaplah yang lurus dan tetaplah dalam kebenaran. Dan ketahuilah, bahwasanya tidak ada seorang pun dari kalian yang selamat karena amal perbuatannya”. Para sahabat bertanya, “Termasuk engkau, wahai Rasûlullâh?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Termasuk aku, hanya saja Allâh meliputi diriku dengan rahmat dan karunia-Nya.” (HR. Muslim, Ahmad, Ibnu Majah, Ath-Thabrani dll).
0 komentar:
Posting Komentar