Rabu, 06 Juni 2018

Hati-hati Pencuri Ramadhan

0

Hati-hati Pencuri Ramadhan
Oleh : Nurul Sakinah Bayti, S. Hut (Wirausaha)

Ketika handphone (Hp) menjadi hal yang tak terlewat untuk selalu dilihat, dilirik dan dipegang.Tiap menit sampai detik pun tak pernah lepas pengan Hp. Apakah sekedar baca, tulis, upload status bahkan bermain pun tak melepas Hp.

Seolah menjadi menu harian. Kalau tak melihat Hp, serasa ada yang hilang dalam hidup. Tak makan menjadi tak masalah. Asalkan bisa pegang Hp. Sampai lupa segalanya.

Bangun tidur membuka Hp. Selesai wudhu pegang Hp lagi. Selesai sholat pun Hp menjadi prioritas awal untuk dilirik. Rupanya daya pikat Hp melebihi segalanya.
Mulai dari anak kecil. Anak sekolah. Ibu rumah tangga. Bahkan Bapak-bapak pun tak mau ketinggalan. Serasa Hp memberikan kenyamanan tersendiri.

Hp Pencuri Waktu

Hari ke-20 Ramadan tak terasa. Begitu cepat waktu bergulir. Bulan berubah. Lantas sudahkan berbenah?
Sampai juz berapa Ukhti bacaan al Qur'annya? Hanya senyuman lebar sebagai jawaban target khataman masih jauh. Ketika memegang Hp sempat. Namun saat membuka al Qur'an serasa berat. Hati-hati kalau sudah begini.

Menjadi salah satu pencuri waktu selama bulan Ramahan ini adalah Hp. Tak terasa ketika dihadapnnya. Namun serasa lama kalau sudah membaca al Qur'an. Ditambah lagi kala membuka al Qur'an biasanya langsung godaan banyak bermunculan. Mata mulai pedas. Rasa kantuk yang tak tertahan. Segudang alasanpun bermunculan.

Sekedar berbagi buat ukhti. Bukan berarti sudah baik, namun belajar bersama menjadi baik tak ada salahnya. Ada beberapa hal yang perlu sama-sama kita perhatikan, diantaranya :

Pertama, kuatkan azam. Faidza azzamta fatawakkal 'alallah, jika sudah mempunyai azam/tekad maka bertawakkallah pada Allah. Tekad ini menjadi motivasi dasar bagi seseorang dalam beramal. Misal mentargetkan khatam al Qur'an selama bulan Ramadan dalam 1 kali khatam. Ketika target dibuat, tepati jadwalnya. Kejar targetnya. Kuatkan kembali tekad, bahwa ramadan belum tentu  datang berulang. Bisa jadi hari ini adalah ramadan terakhir untuk kita.

Kedua, lawan rasa malas. Penyakit yang biasa muncul pada diri setiap orang adalah malas. Siapapun pasti punya penyakit ini. Apakah pejabat atau rakyat. Baik guru atau murid. Baik Ustad atau jamaah. Salah satu godaan setan. Tak pernah senang melihat umatnya Muhammad saw  menyibukkan diri dalam ketaatan. Setan lebih girang, kalau umatnya Nabi saw banyak yang bermaksiat. Menunda-nunda waktu dan bermalas-malasan. Jika rasa malas mulai muncul, maka segera lakukan yang menjadi niatan. Bangun, ambil air wudhu dan bacalah al Qur'an.

Ketiga, buat target bersama. Bersama dalam ketaatan itu lebih indah. Ketika sendiri sulit terkontrol. Butuh teman yang mengingatkan ketika lupa. Teman yang memotivasi ketika penuh dengan masalah. Sehingga penting untuk buat target bersama. Ketika sudah dibuat, jangan lupa untuk memantau secara berkala. Harian atau mingguan misalanya. Sehingga ketika target belum tercapai, bisa segera untuk mengejarnya.

Keempat, luruskan niat. Inti semua amalan adalah niat. Ingat bahwa innamal a'malu bin niyat. Sesungguhnya segala amal tergantung pada niat. Setan paling suka bermain di masalah hati ini. Sehingga penting bagi kita untuk senatisa menjaga niat. Ketika niat lurus saja belum tentu Allah SWT terima. Terlebih niat yang salah. Allah yang paling tahu apa yang tersembunyi dalam hati kita. Sehingga selalu bermohon pada Allah agar setiap niatan dan amalan kita menjadi pemberat dihadapanNya.

Ukhti, kita masih punya waktu 10 hari lagi. Yuk kita raih keutamaan-keutamaan Ramadan yang lainnya. Di malam-malam ganjil Alloh berikan malam yang nilainya lebih baik dari 1000 bulan. Malam Laylatul qodar. Semoga Allah perkenankan kita memperoleh malam kemuliaan itu.

 Sebagaimana hadits Rosululloh saw : " Telah datang kepada kalian Ramadan, bulan yang diberkahi, Allah Ta’ala wajibkan kalian untuk berpuasa padanya, dibukakan padanya pintu-pintu langit, ditutup pintu-pintu neraka Jahim, dan dibelenggu setan-setan yang membangkang. Pada bulan tersebut, Allah memiliki satu malam yang lebih baik dari seribu bulan (seseorang beribadah selama itu). Barangsiapa terhalang dari kebaikannya, sungguh ia orang yang terhalang (dari seluruh kebaikan)” (HR. An Nasa'i dan Ahmad).

0 komentar:

Posting Komentar