Minggu, 24 Juni 2018

Lakon Menungso

0

Lakon Menungso
* Nurul Sakinah Bayti, S.Hut.



Lakon menungso nang dunyo rupo-rupo.
Ono sing koyo janoko ugo dursasono.
Tindak tanduke ugo warni rupo.
Sing bener sering disio-sio.
Sing salah malah dibelo amargo konco.

Lakon dunyo ono sing kuoso.
Aji mumpung kadang digdoyo.
Kanggo njegal wong sing ga ditrisno.
Ora pandang mudo lan tuwo.
Ora pandang alhi ilmu lan ahli agomo.
Kabeh kenek tendang amargo bedo.

Lakon dunyo ngeri lan kudu waspodo.
Sing wis ngati-ngati sering dianggep mbalelo.
Opo maneh tumprap penguoso.
Ga enek benere terus-terusan dianggep olo.
Padahal cetho welo-welo.
Wis lah, becik ketitik olo ketoro.

Lakon dunyo mung sakwetoro.
Mongko elingo poro menungso.
Nak wayahe numpak bendhoso.
Rodane rupo menungso.
Ora ono sing gelem nderekno.
Bondo, kuoso, lan keluarga kabeh ditinggalno.

Mulo ndang tobato.
Ojo nganti kedisikan malaikat sing njabut nyowo.
Elingo marang Pengeran Sing Kuoso.
Njaluk ngapuro sekabehe duso.
Duso sing disengojo lan gak disengojo.
Mugo-mugo Gusti Alloh paring dalan padang lan jembar segoro.
Mugo-mugo Gusti Alloh ijabah kabeh dungo iro.

Randublatung, 24 Juni 2018

Kamis, 07 Juni 2018

Nasehat untuk Penguasa

0

Nasehat untuk Penguasa

Nurul Sakinah Bayti, S. Hut. (Pembina Kajian Muslimah & Wirausaha)

Semarang - Jabatan Prof Suteki di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang mulai hari ini dinonaktifkan sementara sesuai SK Rektor No. 223/UN7.P/KP/2018. Hal itu terkait dijalaninya pemeriksaan disiplin yang digelar karena dugaan anti-NKRI.

Humas Undip Semarang, Nuswantoro mengatakan hari ini Prof. Suteki menjalani sidang disiplin. Sesuai dengan peraturan ASN, maka yang bersangkutan dibebastugaskan dari jabatannya. "Ini bukan sanksi yang dijatuhkan, tetapi prosedur yang harus, selama yang bersangkutan masuk dalam persidangan disiplin ASN," kata Nuswantoro, Rabu (6/6/2018).https://m.detik.com

Anti NKRI Muncul Kembali

Sebutan anti NKRI muncul kembali setelah Guru Besar dari Fakultas Hukum Undip menjadi saksi ahli dalam sidang gugatan HTI di PTUN Jakarta beberapa bulan kemarin. Menurut Prof. Suteki berdasar kepakaran ilmunya di bidang Pancasila yang diampunya selama 24 tahun.

Mengatakan bahwa Khilafah yang diajarkah oleh HTI tidak bertentangan dengan Pancasila. Karena sila pertama Ketuhanan yang Maha Esa. Dan Khilafah adalah ajaran Islam. Islam adalah agama yang dijamin oleh sila pertama Pancasila.
Bukan hanya kali ini saja. Rupanya penyematan anti NKRI ini pun dari dahulu kerap terjadi terhadap seseorang berlainan pendapat dengan rezim. Demikian juga anti Pancasila pun dilekatkan pada orang yang berseberangan dengan penguasa.

Tercatat nama Prof. Buya Hamka, kejadiannya sekitar 1959, yakni ketika rezim Sukarno mengeluarkan peraturan pemerintah yang melarang pegawai negeri aktif sebagai anggota partai politik. Sebagai pegawai tinggi Kementerian Agama golongan F, Buya Hamka akhirnya memilih mengundurkan diri. Ia memilih berkhidmat kepada umat melalui perjuangan bersama Partai Masyumi.

Ketika sikap kritis dibungkam dengan pilihan berat. Tetap menjadi pegawai atau menjadi menjadi anggota parpol. Buya Hamka pun memilih keluar menjadi pegawai, dan berjuang bersama umat.

Saat ini terulang kembali di rezim penguasa ini. Sikap kritis seorang tokoh, justru berbuah tuduhan balik sebagai anti NKRI dan anti Pancasila. Lantas bagaimana yang disebut pancasilais dan cinta NKRI? Ternyata yang boleh menafsirkan makna tersebut adalah rezim penguasa. Jika bebeda dengan tafsir rezim maka akan disebut dengan anti NKRI dan anti Pancasila.

Nasehat adalah Kewajiban

Saat kasus korupsi merajalela, Islam hadir memberikan solusi. Kenaikan BBM yang terus-terusan, Islam selalu memberi jawaban. Bahkan ketika negeri ini pun dalam ancaman perpecahan dan disintegrasi, Islam hadir untuk menyatukan. Alih-alih solusi yang ditawarkan Islam diambil. Justru tokoh Islam dan ajaran Islam yang kriminalisasi.

Penguasa bukan malaikat. Apalagi wakil Tuhan. Penguasa juga manusia yang berpeluang melakukan kesalahan. Saat kesalahan dilakukan dan menyangkut kebijakan banyak orang. Disinilah peran rakyat untuk mengoreksi. Meluruskan kesalahan seorang penguasa.

Dalam sistem Islam, tidak ada penguasa yang anti kritik. Bahkan ketika Umar bin Khoththob diangkat sebagai Kholifah dan menetapkan pembatasan mahar kepada seorang wanita yang hendak menikah. Dengan besaran jumlah mahar tertentu. Hadirlah seorang muslimah yang memprotes kebijakan Kholifah Umar. Menuntut agar Sang Kholifah mencabut kebijakan penetapan mahar untuk wanita yang akan menikah. Lantas Umar pun meminta maaf karena telah khilaf menetapkan pembatasan mahar tersebut.

Rosululloh Saw pun bepesan : “Sebaik-baik jihad ialah berkata yang benar di hadapan penguasa yang zalim atau pemimpin yang zalim.” (HR. Abu Dawub, Tirmidzi dan Ibnu Majah). Nasehat untuk penguasa adalah wajib. Bahkan Rosul Saw menyebut dengan jihad yang paling utama.

Inilah indahnya Islam ketika diterapkan. Kekuasaan bukan untuk sewenang-wenang. Karena setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban. Termasuk seorang penguasa pun tak akan lepas dari pertanggungjawaban di pengadilan akherat.

Berharap ada sosok pemimpin Islam dalam sistem Islam yang akan mengurusi urusan rakyat. Pemimpin yang berperan sebagai junnah (perisai). Sabda Rosul Saw : ”Sesungguhnya al-Imâm (khalifah) itu adalah perisai, dimana (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan) nya.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, Ahmad, dll)


Rabu, 06 Juni 2018

Malam Kemuliaan, Malam 1000 Bulan

0

Malam Kemuliaan, Malam 1000 Bulan

Nurul Sakinah Bayti, S.Hut (Pembina Kajian Muslimah & Wirausaha)

Alhamdulillah Allah pertemukan kita sampai Ramadhan ke-21. Berharap sampai tuntas Ramadhan tahun ini. Bukan hanya menahan lapar dan haus saja. Namun bisa meningkatkan kualitas amal dan ibadah dibandingkan Ramadhan tahun-tahun sebelumnya. Sehingga peroleh gelar muttaqin, sebagai hamba yang bertakwa. Sebagaimana tujuan dari puasa Ramadhan la'allakum tattaqun.

Masih ada waktu 10 hari untuk peningkatan amal dan ibadah. Dalam 10 hari terakhir ini terdapat keistimewaan dengan hadirnya malam yang lebih baik dari 1000 bulan, biasa yang kita kenal dengan malam lailatul qadar. Apa itu malam lailatul qadar, kapan turunnya malam itu dan apa tanda-tanda lailatul qadar ? Berikut pembahasannya yang kami rangkum dari beberapa sumber :

Apa Malam Lailatul Qadar ?

Lailatul Qadar adalah malam kemuliaan. Yaitu satu malam yang penuh dengan kemuliaan, keagungan dan tanda-tanda kebesaran Allah Ta’ala, karena malam itu merupakan permulaan diturunkannya al-Quran. (Lihat al-Quran dan terjemahnya, cetakan Mujamma’ Malik Fahd).

 Hal ini ditunjukkan oleh Firman Allah Ta’ala yang artinya : “(1) Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-Quran) pada malam kemuliaan. (2) Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? (3) Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. (4) Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Rabbnya untuk mengatur segala urusan. (5) Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar” (QS. Al-Qadr: 1-5).

Allah berfirman : “Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi…” (QS. Ad-Dukhaan: 3). Imam Ibnu Katsir rahimahullah (774 H) berkata, “(Malam yang diberkahi) itulah Lailatul Qadr, (yang terjadi) pada bulan Ramadhan.

Kapan Turunnya Malam Lailatul Qadar?

Dari Aisyah radhiallahu’anha, Rasulullah Saw bersabda: “Carilah oleh kalian keutamaan lailatul qadar (malam kemuliaan) pada malam-malam ganjil di sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan”.

Banyak hadits yang menerangkan terjadinya lailatul qadar di malam-malam ganjil lebih memungkinkan daripada malam-malam genap, sebagaimana sabda Nabi Saw : “Carilah lailatul qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari no. 2017).

Tanda Lailatul Qadar

Ibnu Hajar Al Asqolani berkata : “Ada beberapa dalil yang membicarakan tanda-tanda lailatul qadar, namun itu semua tidaklah nampak kecuali setelah malam tersebut berlalu.” (Fathul Bari, 4: 260).

Di antara yang menjadi dalil perkataan beliau di atas adalah hadits dari Ubay bin Ka’ab, ia berkata : “Malam itu adalah malam yang cerah yaitu malam ke dua puluh tujuh (dari bulan Ramadlan). Dan tanda-tandanya ialah pada pagi harinya matahari terbit berwarna putih tanpa memancarkan sinar ke segala penjuru.” (HR. Muslim no. 762).

Dari Ibnu Abbas, Rasulullah Saw bersabda : “Lailatul qadar adalah malam yang penuh kemudahan dan kebaikan, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar tidak begitu cerah dan nampak kemerah-merahan.” (HR. Ath Thoyalisi dan Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman, lihat Jaami’ul Ahadits 18: 361. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Lihat Shahihul Jaami’ no. 5475.)

Jika demikian, maka tidak perlu mencari-cari tanda lailatul qadar. Karena kebanyakan tanda yang ada muncul setelah malam itu terjadi. Yang mesti dilakukan adalah memperbanyak ibadah di sepuluh hari terakhir Ramadhan, niscaya akan mendapati malam penuh kemuliaan tersebut. Malam yang dinanti-nanti dan dirindukan setiap orang. Semoga kita termasuk yang beruntung memperolehnya. Meraih malam kemuliaan yang nilainya seperti 1000 bulan. Amin.


Hati-hati Pencuri Ramadhan

0

Hati-hati Pencuri Ramadhan
Oleh : Nurul Sakinah Bayti, S. Hut (Wirausaha)

Ketika handphone (Hp) menjadi hal yang tak terlewat untuk selalu dilihat, dilirik dan dipegang.Tiap menit sampai detik pun tak pernah lepas pengan Hp. Apakah sekedar baca, tulis, upload status bahkan bermain pun tak melepas Hp.

Seolah menjadi menu harian. Kalau tak melihat Hp, serasa ada yang hilang dalam hidup. Tak makan menjadi tak masalah. Asalkan bisa pegang Hp. Sampai lupa segalanya.

Bangun tidur membuka Hp. Selesai wudhu pegang Hp lagi. Selesai sholat pun Hp menjadi prioritas awal untuk dilirik. Rupanya daya pikat Hp melebihi segalanya.
Mulai dari anak kecil. Anak sekolah. Ibu rumah tangga. Bahkan Bapak-bapak pun tak mau ketinggalan. Serasa Hp memberikan kenyamanan tersendiri.

Hp Pencuri Waktu

Hari ke-20 Ramadan tak terasa. Begitu cepat waktu bergulir. Bulan berubah. Lantas sudahkan berbenah?
Sampai juz berapa Ukhti bacaan al Qur'annya? Hanya senyuman lebar sebagai jawaban target khataman masih jauh. Ketika memegang Hp sempat. Namun saat membuka al Qur'an serasa berat. Hati-hati kalau sudah begini.

Menjadi salah satu pencuri waktu selama bulan Ramahan ini adalah Hp. Tak terasa ketika dihadapnnya. Namun serasa lama kalau sudah membaca al Qur'an. Ditambah lagi kala membuka al Qur'an biasanya langsung godaan banyak bermunculan. Mata mulai pedas. Rasa kantuk yang tak tertahan. Segudang alasanpun bermunculan.

Sekedar berbagi buat ukhti. Bukan berarti sudah baik, namun belajar bersama menjadi baik tak ada salahnya. Ada beberapa hal yang perlu sama-sama kita perhatikan, diantaranya :

Pertama, kuatkan azam. Faidza azzamta fatawakkal 'alallah, jika sudah mempunyai azam/tekad maka bertawakkallah pada Allah. Tekad ini menjadi motivasi dasar bagi seseorang dalam beramal. Misal mentargetkan khatam al Qur'an selama bulan Ramadan dalam 1 kali khatam. Ketika target dibuat, tepati jadwalnya. Kejar targetnya. Kuatkan kembali tekad, bahwa ramadan belum tentu  datang berulang. Bisa jadi hari ini adalah ramadan terakhir untuk kita.

Kedua, lawan rasa malas. Penyakit yang biasa muncul pada diri setiap orang adalah malas. Siapapun pasti punya penyakit ini. Apakah pejabat atau rakyat. Baik guru atau murid. Baik Ustad atau jamaah. Salah satu godaan setan. Tak pernah senang melihat umatnya Muhammad saw  menyibukkan diri dalam ketaatan. Setan lebih girang, kalau umatnya Nabi saw banyak yang bermaksiat. Menunda-nunda waktu dan bermalas-malasan. Jika rasa malas mulai muncul, maka segera lakukan yang menjadi niatan. Bangun, ambil air wudhu dan bacalah al Qur'an.

Ketiga, buat target bersama. Bersama dalam ketaatan itu lebih indah. Ketika sendiri sulit terkontrol. Butuh teman yang mengingatkan ketika lupa. Teman yang memotivasi ketika penuh dengan masalah. Sehingga penting untuk buat target bersama. Ketika sudah dibuat, jangan lupa untuk memantau secara berkala. Harian atau mingguan misalanya. Sehingga ketika target belum tercapai, bisa segera untuk mengejarnya.

Keempat, luruskan niat. Inti semua amalan adalah niat. Ingat bahwa innamal a'malu bin niyat. Sesungguhnya segala amal tergantung pada niat. Setan paling suka bermain di masalah hati ini. Sehingga penting bagi kita untuk senatisa menjaga niat. Ketika niat lurus saja belum tentu Allah SWT terima. Terlebih niat yang salah. Allah yang paling tahu apa yang tersembunyi dalam hati kita. Sehingga selalu bermohon pada Allah agar setiap niatan dan amalan kita menjadi pemberat dihadapanNya.

Ukhti, kita masih punya waktu 10 hari lagi. Yuk kita raih keutamaan-keutamaan Ramadan yang lainnya. Di malam-malam ganjil Alloh berikan malam yang nilainya lebih baik dari 1000 bulan. Malam Laylatul qodar. Semoga Allah perkenankan kita memperoleh malam kemuliaan itu.

 Sebagaimana hadits Rosululloh saw : " Telah datang kepada kalian Ramadan, bulan yang diberkahi, Allah Ta’ala wajibkan kalian untuk berpuasa padanya, dibukakan padanya pintu-pintu langit, ditutup pintu-pintu neraka Jahim, dan dibelenggu setan-setan yang membangkang. Pada bulan tersebut, Allah memiliki satu malam yang lebih baik dari seribu bulan (seseorang beribadah selama itu). Barangsiapa terhalang dari kebaikannya, sungguh ia orang yang terhalang (dari seluruh kebaikan)” (HR. An Nasa'i dan Ahmad).

Tak Butuh Dipameri Gaji

0

Tak Butuh Dipameri Gaji

Nurul Sakinah Bayti, S. Hut
 ( Wirausaha & Member Developer Property Syariah)

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden RI Jusuf Kalla tak ingin besaran gaji Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) terus dipersoalkan. Apalagi, kata kalla, pekerjaan Dewan Pengarah BPIP tersebut bukan pekerjaan fisik, tapi pekerjaan pemikiran.

"Semua pengarah itu orang-orang yang senior, negarawan yang dihormati. Jadi jangan dibenturkan dengan gaji," kata Kalla di Kantor Wakil Presiden RI, Jakarta, Rabu (30/5/2018). Menurut Kalla, jika dibandingkan dengan total gaji dan tunjangan yang diterima oleh menteri, gaji Dewan Pengarah BPIP tersebut kalah besar.

Gaji Ratusan Juta Untuk Siapa?

Tak pantas rasanya membicarakan masalah gaji, terlebih dengan besaran yang sangat fantastis. Dikala angka kemiskinan meningkat. Beban hidup rakyat terus bertambah. Korupsi E KTP yang tak kunjung usai. Lonjakan harga kebutuhan pokok selama ramadan dan jelang hari raya. Kenaikan BBM. Dan segudang masalah menumpuk di negeri ini. Butuh solusi, bukan malah dipameri gaji.

Serasa masalah negeri ini hanya sebatas berganti. Belum menemukan solusi. Setiap kali masalah muncul. Belum juga selesai, berganti dengan masalah baru.

Perekonomian yang semakin lesu. Sistem politik yang penuh tipu. Sistem pendidikan yang sarat kasus-kasus baru. Ini pun selalu menghiasi setiap kali melihat berita. Di layar televisi maupun media online.

Gaji ratusan juta bagi orang-orang yang mengaku pancasilais. Benarkah ? Padahal ketika aset negeri tergadai ke asing mereka diam. Saat kontrak Freeport diperpanjang mereka pun anteng. BBM naik diam-diam pun gak ada yang protes. Bahkan adanya gerakan separatis di Indonesia Timur pun, tak dicurigai. Malah mencurigai gerakan Islam yang telah memberikan kontribusi untuk negeri. Dengan segudang tuduhan. Bahkan dibubarkan tanpa adanya alasan.

Pancasilais bagi siapa? Gaji ratusan juta untuk siapa? Ah, biarlah publik yang menilai. Karena kebenaran itu akan menemukan jalannya agar terungkap.
Bukan pekerjaan fisik, namun pekerjaan pemikiran. Padahal banyak pekerjaan pemikiran yang lainnya dengan imbalan yang tak sebanding. Berapa gaji seorang guru besar? Berapa gaji seorang dosen? Berapa gaji para ilmuwan? Apakah angkanya mencapai ratusan juta juga? Rasanya tak pantas ketika menggaji ratusan juta, sementara banyak juga pekerjaan lain yang dilakoni di negeri ini yang lebih menguras pikiran dengan gaji yang minimalis.

Kesederhanaan Pemimpin Islam

Sungguh Islam adalah agama yang paripurna. Penguasa tidak lebih terhormat daripada rakyat. Bahkan seorang penguasa dalam sistem Islam pun rela menderita lebih dahulu, bahagia belakangan karena takut dengan amanah yang dipegang. Takut pada hari pertanggungjawaban ketika tak mampu menjaga amanah yang telah diberikan rakyat kepadanya. Amanah yang hakekatnya berasal dari Alloh SWT.

Firman Alloh SWT : "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad); jangan pula kalian mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepada kalian, padahal kalian mengetahuinya" (QS al-Anfal [8]: 27).

Tegas dan amanahnya Umar Bin Khoththob ini patut dicontoh. Umar bin Khoththob mendapat aduan dari seorang Yahudi saat gubugnya digusur oleh Gubuernur Amar bin Ash untuk perluasan bangunan masjid.
Yahudi tua itu tidak bisa berbuat apa-apa selain menangis dan berniat mengadukan kesewenang-wenangan gubernur Amr kepada Kholifah Umar bin Khoththob. Di sepanjang jalan menuju Madinah, yahudi berpikir bagaimana sosok sang Kholifah, apakah sama dengan gubernurnya.

 Hingga akhirnya di kota Madinah bertemu dengan seorang pria yag duduk di bawah pohon kurma. Yahudi bertanya: ‘Wahai tuan, tahukan anda di mana Khalifah?’ Lelaki itu menjawab : ‘Ada apa engkau mencarinya’.” Aku ingin mengadukan sesuatu” jawabnya. Yahudi bertanya lagi: Di manakah istananya? “ Ada di atas lumpur” jawab lelaki itu. Kemudian bertanya lagi : ‘ Lalu siapa pengawalnya?’. “Pengawalnya orang-orang miskin, anak yatim dan janda-janda tua”, tukasnya. Yahudi bertanya lagi, apa pakaian kebesarnnya? ” Pakaian kebesarannya adalah malu dan taqwa”. Di mana dia sekarang? Lelaki itu menjawab : “Ada di depan engkau”.

Sungguh kaget orang yahudi itu, ternyata sejak tadi, dia bertanya dengan seorang Khalifah. Ia ceritakan segala apa yang  dilakukan gubernur Amr kepadanya.
Orang yahudi itu tunduk. Dia terkesan dengan keadilan Islam. Diapun mengikhlaskan tanahnya untuk pembangunan masjid serta mengucapkan syahadat untuk masuk Islam.

Kisah Umar bin Khoththob inilah yang menjadi teladan sikap seorang pemimpin Islam. Kesederhanaam dalam kehidupannya. Tegas dalam sikapnya. Kepemimpinan ini akan muncul ketika paham Islam. Rasa takut karena keimananya. Rasa harap akan akan janjiNya. Kemimpinan seperti ini hanya ada dalam sistem Islam. Sistem yang akan menciptakan kesholehan individu dan masyarakat. Sistem yang akan membawa kebaikan dunia dan akherat.