Kamis, 26 April 2018

Ghumaisho', Islammu Mahar Bagiku

0

Ghumaisho', Islammu Mahar Bagiku

Nurul Sakinah Bayti, S. Hut
 (Motivator & Owner Griya Sakinah)

Ketika Kartini mendunia sampai hari ini. Namanya dikenang banyak orang. Tua muda. Bangsawan rakyat biasa. Bahkan anak kecil pun turut mengenalnya. Iya, karena lagunya sering disenandungkan. Bahkan hari lahirnya pun sering dirayakan.

Bagaimana dengan perempuan hebat masa Rosululloh saw ini? Ghumaisho' namanya. Apakah dunia mengenalnya? Adakah kisahnya di negeri muslim mayoritas ini?

Kalau belum tahu, mari kita belajar mengenalnya. Sosok perempuan hebat di masanya. Ghumaisho' binti Milhan. Nama kunyahnya Ummu Sulaim. Perempuan Anshor yang tidak mau ketinggalan dalam penyambutan Rosululloh saw ketika hijrah di Madinah. Janda miskin yang ditinggal mati orangtuanya. Ingin memberikan penyambutan terbaik untuk Rosululloh saw. Manusia agung yang menjadi pilihan Alloh SWT.

Ghumaisho' adalah istri Malik bin Nadhor yang masih musyrik. Ketika menyerahkan putranya Anas untuk ditalqin Rosululloh saw dengan dua kalimat syahadat, maka marahlah suaminya. "Jangan engkau hancurkan kehidupan anakku!"  Ucap suaminya. Kemudian Ghumaisho' menjawab : "justru saya akan menyelamatkannya!"

Kemudian Ghumaisho' menyerahkan Anas kecil yang waktu itu berusia 10 tahun kepada Rosululloh saw. Sebagai  bentuk penghormatan kepada Rosululloh saw, Anas kecil ini diserahkan untuk menjadi pelayannya. Rosululloh saw memandangnya dengan kasih sayang dan mengelus rambutnya.

Sepeninggal suaminya, Ghumaisho' menjanda. Janda kembang ini terkenal kecantikannya, kecerdasannya dan baik akhlaknya. Banyak lelaki yang ingin meminangnya.
Seorang bangsawan yang kaya, ksatria dan ahli memanah, dialah Abu Tholhah atau Zaid bin Sahal. Salah seorang yang ingin melamar Ghumaisho'.

Abu Tholhah sangat yakin, kalau keinginannya melamar Ghumaisho' akan berhasil. Disampaikanlah niatan hatinya ke Ghumaisho'. Namun Ghumaisho' menjawab : "Orang sepertimu tak mungkin ditolak. Hanya saja aku tidak boleh menikah dengan orang kafir". "Apakah kamu mau emas dan perak?" Tandas Abu Tholhah. "Jika kamu masuk islam, aku rela menjadi istrimu. Islammu mahar bagiku. Bukan emas dan perak." Jawab Ghumaisho'.

Abu Tholhah terdiam sejenak, lalu berkata: “Bagaimana caranya?” Ia menjawab: “Dengan mengucapkan: Asyhadu Allaa Ilaaha Illalloh wa Anna Muhammadan Rosululloh.” Dengan dua kalimat syahadat itulah, akhirnya Abu Tholhah menikahi Ghumaisho', yang mana tak ada mahar yang paling mulia dari mahar Ghumaisho'.

Rosululloh bersabda : Ketika aku memasuki surga, aku mendengar suara langkah kaki, lalu aku bertanya: “Siapa itu?” Malaikat menjawab: “Itu Ghumaisho’ binti Milhan, ibunda Anas bin Malik.” (HR. Muslim: 4494)

Sumber : www.kisahislam.net/2012/02/18

#kartinitanpakonde
#shohabiyahinspirasiku
#gerakanmedsosuntukdakwah
#revowriter 7

Randublatung, 26 April 2018




Selasa, 24 April 2018

Mahkota Dunia

0

Perhiasan yang paling indah
Bagi seorang abdi Alloh
Itulah dia wanita sholihah
Dia  menyinari dunia
Itulah dia wanita sholihah
Dia menyinari dunia

Duuh, baper nih kalo lagi dengerin nasyid group The Fikr. Salah satu bait yang membuat ge er kalo mendengarnya. Kenangan jaman jadul, waktu masih ngekos dulu ma teman-teman seperjuangan.

Temen-temen yang menjadi sahabat dalam suka dan duka. Karena sama-sama hidup pas-pasan,he. Pas lagi kantong bolong, pas ada yang nraktir, senengnya minta ampun. Pas lagi bokek, ada keluarga yang bertandang, kayak dapat durian jatuh,he.

Ngomongin wanita sholihah, siapa sih yang ga mau dapat gelar itu? Menjadi dambaan, idaman laki-laki yang taat. Menjadi incaran setiap mata yang memandang. Menjadi rebutan setiap yang nunggu antrian, kayak kreta kali ya,he.

Di kala kerinduan untuk mendapat predikat perhiasan dunia, namun jebakan wanita saat ini makin menggila. Loh kok, memang ada apa?  Inget ga temen-temen, santernya isu yang digaungkan kaum feminis kala ini, tentang aurotku bukan urusanmu. Jangan salahkan baju kami, salahkan pemerkosanya. Duuuh, ini orang udah konslet kali ya? Mau dikasih predikat terbaik kok ga mau.

Terbaik itu, pasti pilihan. Terbaik itu, pasti langka. Kalo yang biasa-biasa saja, umumnya orang, itu namanya murahan,he. Itu kayak yang koar-koar suka ngumbar aurot, pake rok mini, murahan banget kan?

 Kalau beli makanan saja, lebih suka yang bungkusan, katanya lebih higenis dan sehat. Nah, kalo cari pasangan, apa iya mau yang murahan? Pasti cari yang higenis dan sehat juga kan? Alias cari yang terbaik dan langka, iya hanya ada pada wanita sholihah.

Nah, kalau perkosaan meningkat gini, apa iya yang disalahkan hanya pemerkosanya? Padahal situ kan juga merangsang orang untuk berbuat kejahatan. Ada asap, pasti ada api. Kalau seperti ini caranya, pasti akan saling menyalahkan. Ujung-ujungnya ya hanya sebatas debat kusir, tidak akan ketemu solusi.

Udah lah kalian kaum wanita, cerdas dikit yuk. Jangan mau terkompori ma yang namanya kaum feminis. Mereka itu, hanya ingin ambil keuntungan dari kampanye kalian. Kalian tidak akan peroleh keuntungan, kecuali hanya sedikit. Tapi kehinaan dunia dan akherat jauh lebih besar lagi. Naudzubillah. Sadarlah dengan propaganda mereka, kaum feminis. Mereka bukan ingin membela kalian, tapi mereka justru ingin menjerumuskan kalian. Setelah itu mereka lah yang mendapat keuntungan dari kampanye kalian.

Belajarlah menjadi wanita sholihah, karena ia adalah puncak kesenangan dunia, sebagaimana sabda Rasûlullâh saw. dalam sebuah hadits:

 الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَ خَيْرُ مَتَاعِهَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ

Artinya :
“Dunia itu semuanya menyenangkan, dan sebaik-baik kesenangan dunia adalah wanita sholihah”. (H.R. Muslim. Lihat Riyâdhush-Shâlihîn)

Wanita sholihah itu, lebih memilih taat, ketimbang maksiat. Dan ketaatan wanita sholihah adalah dengan menutup aurotnya dengan pakaian yang sudah disyariatkan.

Ada 2 jenis pakaian muslimah yang wajib dikenakan ketika berinteraksi di tempat umum. Pakaian atas, yang biasa dinamakan khimar (kerudung) dalilnya Al Qur'an surat An Nur : 31 dan pakaian bawah, yang biasa disebut jilbab (jubah/mula'ah/milhafah) dalilnya Al Qur'an surat Al Ahzab:59. Kedua pakaian inilah yang akan menjaga kemuliaan diri sebagai seorang wanita. Yang dengannya, orang akan menghargai bahkan menghormatinya.

Ketaatan berikutnya yang harus dilakukan wanita, adalah menjaga pandangannya, dari memandang yang bukan haknya. Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya (TQS. An Nur :31)

Berikutnya kalo ingin sholihah, tidak boleh tabarruj (menampakkan atau memamerkan perhiasannya). Dan Firman Allah Ta’ala [artinya] (Janganlah mereka menghentakkan kaki-kaki mereka agar diketahui perhiasan mereka yang tersembunyi) [TQS. An-Nur 31]. Maka ini merupakan larangan terhadap salah satu perbuatan di antara berbagai jenis perbuatan tabarruj.

Dari Abu Musa al-Asy’ari ra berkata: Rasulullah saw bersabda: “wanita mana saja yang memakai wewangian kemudian dia melewati suatu kaum agar mereka mencium baunya maka dia adalah seorang pezina”, maksudnya seperti pezina. Dikeluarkan oleh An-Nasa’i dan Al-Hakim, dan beliau menshohihkannya.

Yuk belajar dan istiqomahkan. Gelar wanita sholihah, menjadi mahkota kebaikan dunia dan akherat. Gelar yang sangat dirindukan para pencari Syurga. Wanita-wanita yang taat syariat. Taat karena ingin selalu dekat. Dekat dang Dzat yang membuat kehidupan ini ada, Dialah Alloh Robbul'alamiin.

Randublatung, 24 April 2018



Senin, 23 April 2018

Mati untuk Hidup

0

Mati untuk Hidup

Terlalu banyak cerita untuk ditiru. Terlalu banyak pelajaran hidup yang saya rasakan. Banyak ilmu yang saya ambil.
Beliau bukan sosok manusia hebat di jamannya. Namun hadirnya begitu berarti. Bahkan sangat mengesankan dalam hidup ini.

Beliau bukan terlahir dari generasi tabiut tabi'in. Bukan generasi tabi'in. Apalagi generasi sahabat.

Beliau adalah manusia biasa, yang hadirnya mampu menjadi magnet. Mampu menguatkan orang yang lemah. Memotivasi di saat banyak manusia frustasi. Memberikan solusi dikala  manusia diuji.

Iya, saya mengenanyal tak sebanyak orang mengenal. Saya mengetahui tak sebanyak orang memahami. Karena hadirnya mampu menginspirasi. Memberikan kekuatan tersendiri.

Kesabaran yang Beliau contohkan dalam setiap waktu. Keteladanan yang Beliau tunjukkan untuk ditiru. Kedisiplinan yang Beliau lakukan selalu tepat waktu.

Muadzin tetap dalam setiap sholat lima waktu. Imam sholat yang siap maju dikala makmum sepi membisu. Bahkan muadzin sekaligus imampun sering Beliau ambil posisi itu.

Saat malaikat maut menyapanya. Saya pun hanya mengetahui kabarnya. Menanyakan kenapa? Sakit apa? Tak mengetahui persis kejadiannya. Tak melihat sendiri kondisinya.

Maut menjadi misteri bagi orang hidup. Tanpa sebab. Tanpa nanti. Namun kedatangannya pasti. Pasti akan meghampiri setiap nyawa manusia.
Termasuk yang dialami Beliau ini. Orang sholeh yang saya kenal selama ini. Kakak sekaligus guru kehidupan saya selama ini.

Maut yang menjadi pemisah kesenangan dunia. Menjadi penghalang sementara dalam meraih cita-cita dunia. Menjadi penutup segala syahwat dunia.
Bukankah kematian ini yang ditunggu? Kematian dalam kondisi yang dirindu. Kematian dalam keadaan khusnul khotimah.

Bagaimana dengan kita? Ada saatnya giliran kita. Mempersiapkan bekal kematian. Bekal yang kekal dan mengalir terus pahalanya. Ilmu yang manfaat, amal jariyah dan doa anak sholeh yang mendoakan kedua orang tuanya.

Untuk kita. Tinggal menunggu waktu yang pas. Saat yang tepat. Kondisi yang diingini. Ketika Malaikat Isro'il datang. Ketika titah Sang Kholiq turun. Siapkah kita menyambutnya?

Menyambut kematian yang menyenangkan. Kematian untuk kehidupan yang haqiqi. Kematian untuk menikmati semua janji. Janji yang tak mungkin diingkari. Dari Dzat Yang Maha Hakiki. Ilahi Robbi

Randublatung, 21 April 2018

Teriring Doa untuk Almarhum Bpk. H. Sumari
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ اْلأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَأَهْلاً خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ، وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ (وَعَذَابِ النَّارِ)

Allaahummaghfir lahu warhamhu wa 'aafihi wa'fu 'anhu, wa akrim nuzulahu, wa wassi' madkholahu, waghsilhu bilmaa-i wats-tsalji wal barod, wa naqqihi minal khothooyaa kamaa naqqoitats-tsaubal abyadho minad-danas, wa abdilhu daaron khoiron min daarihi, wa ahlan khoiron min ahlihi, wa zaujan khoiron min zaujihi, wa adkhilhul jannata, wa a'idzhu min 'adzaabil qobri (wa 'adzaabin-naar).

Ya Allah, ampunilah dia (mayit), berilah rahmat kepadanya, selamatkanlah dia (dari beberapa hal yang tidak disukai), maafkanlah dia dan tempatkanlah di tempat yang mulia (Surga), luaskan kuburannya, mandikan dia dengan air, salju dan air es. Bersihkan dia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju yang putih dari kotoran. Gantikanlah rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), keluarga (atau istri di Surga) yang lebih baik daripada keluarganya (di dunia), istri (atau suami) yang lebih baik daripada istrinya (atau suaminya), dan masukkan dia ke Surga, jagalah dia dari siksa kubur dan Neraka

Randublatung, 21 April 2018