Rabu, 02 Mei 2018

Islamphobia, Giliran Cadar Dibidik !

0

Islamphobia, Giliran Cadar Dibidik!
Nurul Sakinah Bayti, S.Hut.
Motivator dan Owner Griya Sakinah

Kegaduhan mulai mencuat kembali, kala Rektorat Kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta akan memecat mahasiswi yang tidak mau melepas cadar mereka saat beraktivitas di kampus. Kebijakan ini, kata Rektor UIN SUKA Yudian Wahyudi, telah sesuai aturan surat resmi dengan nomor B-1031/Un.02/R/AK.00.3/02/2018.

Pihak kampus juga sudah membentuk tim konseling dan pendampingan kepada mahasiswi bercadar agar mereka mau melepas cadar saat berada di kampus UIN. Mahasiswi bercadar akan mendapatkan pembinaan dari kampus melalui tujuh tahapan berbeda. Jika seluruh tahapan pembinaan telah dilampaui dan mahasiswi yang bersangkutan tidak mau melepas cadar, maka pihak UIN akan memecat mahasiswi itu.

Lagi-lagi islamphobia, menjangkiti penduduk negeri. Yah, kalau yang berbicara orang umum, bisa lah dikatakan wajar. Namun ini yang berbicara kelas Rektor Universitas Islam di Indonesia. Bagaimana jalan berpikirnya ?

Rentetan ajaran Islam yang dijadikan islamphobia sudah demikian banyaknya. Ketika maraknya aksi bela islam 212, bendera al liwa dan ar roya pun sempat jadi target. Bendera bertuliskan kalimat tauhid yang selalu menyertai peserta aksi tersebut, diklem sebagai bendera HTI. Padahal sejatinya itu adalah bendera Rosululloh saw. Bendera dan Panjinya umat islam.

Selang beberapa waktu kemudian, islamphobia pun merembet terhadap konsep sistem Khilafah. Khilafah dituduh akan mengganti NKRI. Khilafah dianggap mengancam kebhinekaan. Bahkan tuduhan yang lebih kejam lagi, setiap orang yang memperjuangkan Khilafah sama dengan ISIS. Apa-apaan lagi ini? Padahal Khilafah merupakan konsep pemerintahan Islam yang menerapkan Al Qur'an dan Sunnah, yang dengannya hukum-hukum islam dan ajaran Islam akan terjaga.

Khilafah juga dicontohkan oleh Rosululloh saw dan para sahabatnya, akan mampu menyatukan dunia, dari ujung timur hingga ujung barat, dari merauke sampe maroko. Seharusnya kehadirannya kita rindukan, bukan malah sebaliknya. Menjegal para pejuangnya dan menghalang-halangi kemunculannya.

Belum selesai perkara Khilafah, sekarang berganti dengan hukum islam yang lainnya tentang cadar. Sekalipun banyak ulama yang berbeda pendapat terkait dengan cadar, namun cadar tetaplah hukum Islam yang mubah (boleh) ketika menggunakannya. Melarang sesuatu yang boleh, adalah bentuk kejahilan (kebodohan). Apalagi yang melakukan kelas pejabat universitas islam, sungguh pelarangan ini tanpa dasar yang jelas dalam Kslam. Na'udzubillah

Islamphobia lagi, islamphobia terus. Ya, islamphobia ini akan menjadi isu yang sengaja dipelihara dan akan digoreng media dalam setiap momen. Bahkan diorder penguasa untuk kelanggengan singgasananya.

Penting bagi umat Islam menyadari akan kebenaran dienNya. Islam yang rahmatan lil'alamiin justru menjadi solusi, bukan sumber masalah.

Masalah terbesar umat islam saat ini, adalah ketika menjauhkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Islam dibingkai di masjid, dalam ritual pengajian. Sementara dalam kehidupan bermasyarakat enggan menggunakan islam. Dalam kehidupan pemerintahan pun enggan menggunakan islam.

Sekulerisme inilah penyakit yang menjangkiti umat ini. Padahal dengan memisahkan islam dari kehidupan, disinilah sumber utama bencana kehidupan.  Dengan memisahkan politik dari Islam, inilah sumber carut-marutnya pemerintahan kita. Sudah saatnya pengaturan kehidupan ini kembali kepada Islam, sehingga rahmat Alloh akan tercurah untuk negeri ini.

Sebagaimana firman Alloh :
"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan... kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya " (TQS. AL A'rof 96).

Randublatung, 15 Februari 2018





0 komentar:

Posting Komentar