Selasa, 15 Mei 2018

0

Ramadhan Butuh Bekal

Oleh : Nurul Sakinah Bayti, S. Hut
Motivator dan Anggota Revowriter

Tak terasa tinggal menghitung hari. Tamu agung sebentar lagi datang. Tamu yang banyak dinanti-nanti. Marhaban yaa Ramadhan.

Rasulullah Saw. bersabda, “Sudah hadir kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah SWT mewajibkan di dalam bulan Ramadhan untuk berpuasa. Pada bulan Ramadhan Allah membuka pintu langit, menutup pintu neraka, dan membelenggu semua setan. Di dalam bulan Ramadhan Allah memiliki satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barang siapa yang diharamkan kebaikan malam itu maka ia sungguh telah diharamkan (dari kebaikan).” (HR. Nasa’i dan Baihaqi).

Sudahkah punya bekal banyak? Butuh waktu khusus untuk menyiapkannya. Butuh korbanan kesempatan. Menyempatkan dalam waktu luang.

Setahun tak terasa. Bahkan setahun rasanya hanya sebulan. Sebulan serasa sehari. Sehari pun serasa kedipan mata saja. Fajar pagi berangsur-angsur tenggelam. Hari berganti malam. Malam pun kembali berganti pagi lagi.

Ya, demikianlah waktu. Sehari-harinya tidak terasa. Bahkan usia pun semakin bertambah. Jatah semakin berkurang. Serasa amalan belum cukup sebagai bekal.

Agar tidak menyesal. Agar ramadhan penuh makna. Hari-harinya semakin berharga. Maka penting untuk menyiapkan bekal dalam menghadapinya. Apa saja bekal itu, diantaranya adalah :



1. Bekal Iman
Iman adalah pondasi dalam setiap ibadah. Tak kan bernilai aktivitas ketika tak ada iman. Dan ketika iman lemah, sulit bagi seseorang untuk tergerak dalam ibadah. Sehingga muncul rasa malas. Tak merasa berdosa ketika meninggalkan kewajiban. Tak merasa bersalah ketika menabrak aturan.

Demikian ketika ramadhan. Iman menjadi pondasi amal. Pondasi dalam memberikan motivasi. Memaksa diri agar memperbanyak amal. Dan amal itulah yang akan kita bawa saat menghadapNya.

Sebagaimana perintah puasa ramadhan. Hanya Alloh SWT wajibkan atas orang-orang yang beriman. Firman Alloh SWT : "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa” (TQS. Al Baqarah: 183)

2. Bekal Ilmu
Beriman harus dengan ilmu. Ilmu yang akan memuaskan akal sekaligus memuaskan hati. Karena ilmu ini yang akan menghantarkan benar atau tidaknya proses iman kita.

Ilmu tentang Islam sangat luas. Bahkan seandainya lautan jadi tinta. Pohon-pohon sebagai pena. Tak kan pernah habis untuk menuliskan ilmu Alloh. Karena luasnya ilmu Islam inilah, penting bagi kita untuk selalu mencarinya. Agar tak salah dalam ucapan dan perbuatan.

Alloh SWT meninggikan derajat orang-orang beriman dan berilmu. Dalam Surat Mujadilah (5) ayat 11,“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”

Memasuki bulan Ramadhan pun, membutuhkan persiapan ilmu. Mencari ilmu agama hukumnya wajib. Terlebih kewajiban ini dijalankan di bulan Ramadhan. Maka Alloh lipatgandakan pahalanya sampai 70 kali lipat. Subhanalloh

Ilmu yang penting dipahami selama bulan Ramadhan tak cukup seputar amalan-amalan wajib dan sunnah selama bulan Ramadhan. Namun dibutuhkan juga memahami ilmu dalam mengawali dan mengakhiri Ramadhan. Banyak yang merasa cukup dengan mengikuti perhitungan kalender yang sudah ada. Atau berdasar pengumuman pemerintah saja.

Padahal dalam mengawali dan mengakhiri Ramadhan Rosululloh SAW berpesan agar menggunakan rukyatul hilal global (melihat pergantian bulan secara global, bukan lokal). Artinya ketika sudah ada yang melihat hilal (bulan baru), maka wajib atas seluruh penduduk dunia turut berpuasa.
Rosululloh SAW besabda : "Berpuasalah kamu karena melihat dia [hilal] dan berbukalah kamu karena melihat dia [hilal].” (HR Bukhari no 1776; Muslim no 1809; At-Tirmidzi no 624; An-Nasa`i no 2087).

Namun sayangnya penerapan hilal secara global ini, tidak diterapkan oleh negeri muslim. Sehingga terkadang masyarakat bingung ketika ada perbedaan dalam mengawali dan mengakhiri Ramadhan. Bahkan dalam satu negeri pun kadang ada perbedaan. Apalagi kalau disetiap rumah ada pemahaman yang berbeda. Awal dan akhir Ramadhan pun bisa tidak sama.

Belum adanya pemimpin yang satu menjadi penyebab terpecahbelahnya masyarakat. Sehingga masyarakat dunia butuh adanya kempemimpinan satu. Satu pemimpin untuk seluruh dunia. Yang menerapkan syariah Islam kafah. Sehingga perbedaan antar masyarakat tak kan terjadi lagi. Inilah pentingnya umat dalam memahami ilmu. Sekaligus memahami ajaran Islam.

0 komentar:

Posting Komentar